ISMKI

Indonesian Medical Student Representatives with over 72 Chapters throughout Indonesia

Sudut FK UNHAS

Tempat untuk Melangitkan Akal dan Membumikan Hati

Makassar City

My Hometown to build my character and to train myself, Kota Anging Mamiri yang Menyejukkan

Rabu, 26 November 2014

Bangsa yg Besar


Sewaktu masih di sekolah dasar, kita sering diajarkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Kebesaran Bangsa ini dapat dilihat dalam beberapa hal. Misalnya, Indonesia adalah negara kepulauan terbesarvdi dunia dan Penduduk Indonesia adalah nomor 4 yang terbanyak di dunia. dalam perspektif budaya, Indonesia adalah Bangsa yang besar. Kita memiliki lebih dari 400 bahasa daerah dan ratusan suku. Dalam hal historik, kita sering diingatkan dengan masa kejayaan Majapahit, Sriwijaya maupun Demak yang merupakan penguasa Asia Tenggara di masa lampau.

Rabu, 12 November 2014

Indonesia Sehat, Mungkinkah?

12 November 2014 disebut sebagai tahun emas kesehatan Indonesia. Selama 50 tahun tersebut, Berton-ton antibiotik sudah diberikan kepada penderita infeksi, jutaan vaksin telah diberikan kepada anak-anak kita, berbagai skema pembiayaan kesehatan seperti Jamkesmas, bantuan operasional kesehatan (BOK) hingga SJSN telah diimplementasikan. Akantetapi, kita justru dikagetkan dengan data-data kesehatan yang masih buruk.

Jumat, 09 Mei 2014

Pergulatan ide di kereta api

Dulu, ketika Monarki dan Gereja tegak berdiri di Bumi, kelas menengah berjuang untuk meraih kebebasan individu dan kesamaan hak meraih peluang ekonomi (menjadi pemodal) dan politik (penguasa). Dan kemudian lahirlah gerakan liberal untuk mencapai hal tsb. Dan kini, ketika liberalisme telah menggantikan peran gereja dan Monarki, kelas menengah dan bawah kembali berjuang untuk menuntut kesamaan dalam mencapai peluang ekonomi dan politik. Jika begitu, benarlah kata Marx bahwa motif seseorang itu adalah motif ekonomi dan benar pula kata Nietsche bahwa motif manusia adalah kekuasaan. Akan tetapi, Marx mungkin salah menyebut agama sebagai candu. Justru mungkin agama lah yang menjadikan dunia tidak kacau (agama : tidak kacau). Muntahari menyebut bahwa setiap orang membutuhkan tempat bersandar. Olehnya itu, agama menyediakan motif itu, sebagai tempat sujud kepada Tuhan. Jika manusia menjadikan ekonomi sebagai motifnya, maka mewujudkan masyarakat sosialis seperti yang dicita-citakan Marx adalah keniscayaan. Karena menciptakan kelas akan selalu menyebabkan protes dan gerakan dari proletar. Tetapi bagi saya, tatanan masyarakat sosialis itu utopis untuk diwujudkan. Selain itu, Quraish shihab menyebutkan, Al Maidah ayat 3 (Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu). Diksi "cukup" pada nikmat menunjukkan bahwa nikmat adalah hal yang tidak bisa disempurnakan, olehnya itu, Tuhan menggunakan diksi "cukup" untuk kata nikmat. 

Kembali kepersoalan motif, agama menyediakan motif untuk sujud kepada Tuhan, bahkan kekuasan dan ekonomi pun harusnya dijadikan alat untuk bersujud. Sepertinya, ramalan Fukuyama salah, yang menyebutkan demokrasi liberal sebagai akhir dari sejarah dunia. 

#catatan perjalanan Jakarta-Solo

Pencarian