Selasa, 02 April 2013

Modernisasi



Saat ini, kita sedang hidup diabad 20. Banyak ilmuwan menyebut era sekarang ini sebagai era modern dan ada juga yang menyebut sebagai era post modern. Apapun namanya, yang pasti saat ini kita sedang hidup di era kemajuan technology tertinggi sepanjang sejarah manusia. Hegel berkata bahwa dunia akan selalu berdialektika untuk menemukan sintesanya, yang berarti dunia yang ada sekarang adalah konstruksi dari kehidupan masa lalu yang dibangun oleh manusia. Plato dalam bukunya Laws  menganalisa tentang pertumbuhan organisasi yang berasal dari bibit dan berkembang menjadi organisasi yang menuju kesempurnaan. Aristoteles dalam dalam karyanya politics merunut kehidupan politis masyarakat Yunani yang digambarkan sebagai sebuah perjalanan menuju masyarakat ideal. Protagoras menggambarkan kultur dari peradaban barbar menuju ke peradaban maju.
Ketiga ilmuwan itu mengesankan bahwa dunia dalam berbagai aspek kehidupannya (organisasi, politik dan kultur) sedang menuju ke kesempurnaan. Perjalanan pemikiran masyarakat dunia yang dimulai sejak Thales sekitar 2600 tahun yang lalu sebagai pemikir pertama Yunani, Sidharta Gautama sejak 3000 tahun yang lalu sebagai manusia bijak pertama atau Nabi Adam yang diklaim oleh agama samawi sebagai manusia pertama sedang berusaha merekonstruksi bentuk kehidupan yang sempurna. Ilmuwan barat sering menyebut kehidupan yang sempurna sebagai kehidupan demokrasi di era yang serba modern ini. Dunia niscaya sedang menuju ke era modern tetapi dengan kecepatan yang berbeda. Eropa dan USA adalah Negara yang bergerak dengan kecepatan penuh sehingga lebih duluan dan lebih maju mempraktekkan kehidupan yang modern, sedangkan Asia dan Afrika adalah Negara-negara yang kecepatannya relatif lambat. Antoni Giddens mengklaim bahwa kita tidak sedang hidup pada era postmodernisme tetapi pada era modernisasi yang sangat radikal. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, jika memang modernisasi adalah keniscayaan, bagaimana efek modernisasi tersebut terhadap kehidupan manusia?
Berikut adalah hasil analisa mengenai efek modernisasi terhadap kehidupan manusia.
Fenomena
Yang harus disiapkan
Modernisasi meniscayakan spesifikasi pekerjaan. Dahulu segala jenis persoalan kesehatan diselesaikan oleh dokter. Seiring perkembangan zaman, mulailah muncul berbagai profesi kesehetan seperti perawat, apoteker, tenaga kesehehatan masyarakat dll. Kemudian karena perkembangan ilmu pengetahuan yang amat pesat, muncul lagi spesifikasi dalam ilmu kedokteran seperti spesialis mata, THT, interna dsb nya. Kemudian muncul lagi sub spesialis (konsultan) seperti konsultan retina, konsultan endocrinology dsb nya.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang amat cepat menharuskan tenaga kesehatan dimasa yang akan datang memilki kecerdasan akademik yang baik sehingga mempunyai spesifikasi keahlian agar memiliki daya saing.
Modernisasi meniscayakan globalisasi dan globalisasi meniscayakan penghapusan batas-batas wilayah. Yasraf amir piliang menyebutnya sebagai dunia yang dilipat. Jarak samudra yang memisahkan Indonesia dan Amerika tidak menghalangi untuk melakukan komunikasi. Dunia yang terlipat ini mengakibatkan infiltrasi kultur yang berujung pada homogenisasi kultur diseluruh dunia. Kultur barat menjadi sangat dominan diseluruh dunia sehingga melunturkan moralitas (kebiasaan) di setiap wilayah. Selain itu, modernisasi dengan kapitalisme sebagai motornya menyebabkan logika ekonomi menguasai rasa kemanusiaan.
-       Perlu membangkitkan rasa nasioanalisme. Caranya adalah pemahaman akan realitas kesehatan, kebangsaan dan social kebudayaan masyarakat Indonesia. Pemahaman akan buruknya realitas tersebut akan menimbulkan keprihatinan sehingga mendorong rasa kepedulian untuk memperbaiki kondisi bangsa sehingga berujung pada meningkatnya rasa nasionalisme.
-       Pemahaman akan makna nilai kemanusiaan/hakekat kemanusiaan (tujuan hidup)
-       Pemahaman akan sumpah hipocrates, deklarasi hasanuddin dan kode etik kedokteran
-       Etika dan moral harus menjadi salah satu aspek dalam penilaian kelulusan pengkaderan
Modernisasi dengan motornya kapitalisme menuntut profesionalitas manusia. Manusia yang tidak mampu berkompetisi akan terpinggirkan.
-       Seorang dokter harus memahami manusia secara paripurna (biologis, sociology dan psikology). untuk aspek biologis akan dipelajari dibangku kuliah. Jadi harus ada pengetahuan akan aspek sosilogis dan psikologis manusia
-       Kompetitifnya kehidupan di masa mendatang menuntut kita tidak hanya harus mengetahui bidang keilmuan kita, tetapi kita harus memiliki kemampuan leadership dan manajerial (manajemen waktu dan organisasi).
Banyak ilmuwan menyebut era sekarang ini sebagai era postmodernisme. Era postmodernisme ditandai dengan pergeseran kajian filsafat mengarah kepada kajian pada bahasa.
-        Pemahaman akan sejarah perkembangan filsafat.
-        Pengetahuan akan mazhab berpikir.
-        Pengetahuan akan analisa wacana dan media.
-        Pengetahuan akan hermeutika dan semiotika.
Di era modern ini juga mengharuskan kita memiliki kecerdasan dalam membangun jejaring dan mengakomodasi kepentingan.
-          Pemahaman tentang Negosiasi
-          Pemahaman tentang komunikasi efektif
-          Pemahaman tentang komunikasi massa
-          Pemahaman tentang psikologi komunikasi


Tulisan ini dibuat dalam rangka membuat pola pengkaderan untuk mahasiswa kedokteran. Tulisan ini  hanyalah salah satu perspektif dari beberapa analisa yang dibuat dalam rangka memperkaya pola pengkaderan tersebut. Perspektif dalam tulisan ini adalah bekal yang harus disiapkan mahasiswa kedokteran untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pencarian