Senin, 20 Agustus 2012

IKLAN 3 : BEBAS ITU NYATA

Sedang nonton TV  lalu tiba-tiba muncul iklan 3 (salah satu provider seluler) dengan teks kurang lebih seperti dibawah. Awalnya iklan tersebut terlihat cukup menarik, yah, mungkin karena saya tidak memiliki jiwa seni, iklan-iklan yang tidak lazim seperti iklan 3 ini saya anggap cukup kreatif. Apalagi diiklan ini, tidak ada satu kalimatpun yang secara tersurat mengajak kita menggunakan 3, semuanya disampaikan secara tersirat.


Berlama-lama menonton TV iklan ini pun akhirnya muncul berkali-kali. Dan saya pun mulai berpikir ada hal yang sangat tidak sesuai antara iklan tersebut dengan pikiran saya.
Mungkin sangat subyektif, tapi yang saya pahami dari iklan tersebut adalah sebuah bentuk protes dari seorang anak muda akan ajaran-ajaran tradisional yang berkembang di Indonesia dan menuntut kebebasan yang sepenuhnya. Misalnya, bahwa ajaran untuk pulang dibawah jam 10 malam atau memakai rok panjang bagi wanita. Anak muda itu nampak sangat tertekan dan seolah ingin mengatakan bahwa setiap manusia membutuhkan kebebesan, sebuah kebebasan yang nyata. Iklan ini ditutup dengan kalimat “bebas itu nyata.”

Walaupun belum pernah menonton langsung iklan-iklan di olimpiade Atlanta (USA) 1996 saya pikir iklan-iklan di olimpiade ini mengusung tema yang sangat mirip dengan iklan 3 ini. Jika 3 dengan slogan bebas itu nyata maka iklan olimpiade Atanta sangat ramai dengan slogan “no limit.” Iklan-iklan di olimpiade ini diisi dengan berbagai produk olahraga dan makanan serta minuman olahraga yang ketika dikonsumsi manusia dapat menjadi manusia yang hebat dan memiliki kemampuan tanpa batas.

Menurut saya, iklan 3 secara langsung maupun tidak langsung ingin menanamkan budaya kebebasan kepada masyarakat. Saya memang sepakat dengan kebebasan asalkan kebebasan yang proporsional, kebebasan yang memang sudah selayaknya kita bebas pada kondisi tersebut. Kita bebas menyampaikan pendapat, bebas memilih dan dipilih dsb.

Akantetapi, iklan 3 ini berusaha menyampaikan bahwa kebebasan tersebut berangkat dari penolakan akan kepercayaan tradisional masyarakat Indonesia. Ini bukan persoalan kebebasan tapi budaya kebebasan. Sebuah kehidupan bebas yang batasnya adalah kebebasan orang lain. Apapun  yang anda lakukan selama tidak menganggu kebebasan orang lain tidak menjadi masalah.
Kebebasan seperti ini berakar dari semangat individualisme. Dan saya pikir ini sangat relevan apa yang diungkapkan Francis Fukuyama sebagai Great disruption (Kekacauan Besar). Kehidupan di era sekarang ini dikatakan kacau karena telah keluar dari jalurnya. Perempuan tidak lagi menjadi ibu rumah tangga, satu dari tiga anak di Amerika yang dilahirkan merupakan kelahiran  di luar nikah, lunturnya hubungan kekerabatan dsb digambarkan Fukuyama sebagai kekacauan besar. Pada akhirnya semua itu akan berujuang pada rusaknya social capital. Social capital adalah nilai atau norma yang dianut oleh anggota kelompok yang memungkinkan terjadinya kerja sama diantara mereka.

Kata Soekarno, jika pancasila harus diperas menjadi satu sila saja maka gotong royong adalah jawabannya. Rasa kekerabatan dan kebersamaan merupakan social capital masyarakat Indonesia. Di Era sekarang ini social capital tersebut nampaknya semakin direduksi dan media massa tentu saja memegang peranan yang sangat penting.

Media massa mampu “memaksa” kita untuk menggunakan pakaian dengan merek terkenal agar mendapatkan identitas tertentu. Rokok yang jelas adalah racun dapat dicitrakan sebagai sesuatu yang keren dan modern.  Media memberikan tanda atau identitas tertentu kepada suatu produk dan membuat kita mengkonsumsi tanda/identitas tersebut bukan mengkonsumsi substansi dari produk.
Sengaja ataupun tidak sengaja, iklan 3 ini memberikan tanda gaya hidup “genarasi muda modern” dengan identitas “bebas itu nyata.” Jelas budaya kebebasan kontradiksi dengan social capital kita yaitu gotong royong. Ini adalah sebuah bentuk hegemoni budaya barat.

*tidak ada maksud untuk menyudutkan provider 3, tulisan ini hanya sebuah ungkapan kontradiksi antara pikiran dan realitas.

http://www.youtube.com/watch?v=ART27_3nt30
Kebebasan itu omong kosong
Katanya aku bebas berekspresi tapi harus memakai rok dibawah lutut
hidup ini singkat, mumpung masih muda nikmati sepuasnya, asaal  pulang  jangan lewat jam 10 malam
Katanya urusan jodoh ada ditanganku asalkan sesuku kalo bisa kaya pendidikan tinggi dari keluarga baik-baik
Katanya zaman sekarang pilihan itu ngga ada batasnya selama mengikuti pilihan yang ada
Always on
Bebas itu nyata

http://www.youtube.com/watch?v=rY_culmjx7s
Kebebasan itu omong kosong
Katanya jadi laki aki itu jangan pernah takut gagal tapi juga jangan bodoh mengambil resiko
Katanya jaman sekarang pilihan itu ngga ada batasnya selama me ngikuti pilihan yang adea
Always on



2 komentar:

  1. nice share mas....
    menurut saya mah ni iklan memang isinya mewakili sebagian isi pikiran anak muda jaman sekarang...
    tapi dengan pembahasan yang terbatas (mungkin karena durasi) jadinya bisa menimbulkan pikiran yang kurang baik....
    maunya segala hal itu bebas....
    tapi kalau segala hal dibebaskan apa yang akan terjadi! maaf kalau MUNGKIN saya lebay....
    tapi menurut sudut pandang saya, kata2 diiklan tersebut (seperti suara "dehem") merupakan bentuk protes bahkan terkesan meremehkan aturan dan etika yang berlaku dinegara kita.
    singkatnya bila iklan ini berhasil menyebarkan pahamnya maka akan merusak generasi muda kita.
    seperti hal yang menyinggung "rok dibawah lutut", seolah mengatakan bahwa memakai rok dibawah lutut itu seakan jadul, kolot bahkan salah.
    dan kesimpulan saya iklan ini tidak cocok dinegara kita. dan kata2 yang saya pilih untuk iklan ini adalah "mengajak kita memasuki era biadab".
    moga keresahan saya dapat mewakili pikiran para pemirsa.... salam

    BalasHapus
  2. iklan penuh dengan brainwash budaya liberal

    Halo Mas Rais :)

    BalasHapus

Pencarian