Senin, 25 Maret 2013

Kokohnya posisi SBY

Berbagai peristiwa yang menerpa bintang iklan “katakan tidak pada korupsi” –nya partai demokrat membuat popularitas partai demokrat anjlok. Angelina Sondakh selaku wasekjen, Nazaruddin selaku bendahara, Andi Malarangeng selaku sekertaris dewan Pembina dan Anas Urbaningrum selaku orang nomor satu di partai terbelit kasus korupsi. Survei Saiful Mujani Research & Counsulting (SMRC) pun menempatlan posisi keterpilihan demokrat hanya 8%. Ini adalah posisi terendah yang dialami demokrat sejak sukses memenangkan pemilu 2009. Olehnya itu, banyak pengamat yang mempridiksi demokrat akan mengalami keterpurukan di pemilu 2014 mendatang. 


Akantetapi, penulis memiliki analisa yang berbeda. Penulis menilai, demokrat akan tetap kokoh pada pemilu 2014 dan capres atau cawapres dari partai demokrat akan menang. 

Pertama, keterpurukan yang dialami demokrat sebenarnya tidak hanya terjadi pada demokrat saja. Semakin dekat dengan 2014 semua partai yang menjadi peserta pemilu akan mengalami keterpurukan sehingga popularitasnya akan anjlok juga. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai dengan jargon bersih telah terbelit kasus korupsi yang melibatkan presidennya. Ide pemerintah untuk mengadakan pengadilan HAM, terlepas dari niatan suci penegakan HAM di Indonesia tentu saja akan menjerat dua ketua umum partai, yaitu Wiranto (hanura) dan Prabowo Subianto (Gerindra). Walaupun pengadilan tersebut gagal menjerat Wiranto dan Prabowo tetapi dalam proses penegakannya pastilah akan mencoreng nama Wiranto dan Prabowo. Kasus penembakan misterius tahanan di Sleman mungkin akan dijadikan alasan pendukung betapa pentingnya pengadilan HAM harus segera digulirkan. 

Partai Nasdem sebagai partai baru yang menghembuskan semangat restorasi diterpa perpecahan internal. Ketua dewan Pembina nya menyebrang ke Hanura, sementara beberapa kader di daerah rame-rame keluar dari Nasdem. PAN dan PPP dalam berbagai survey selalu berada pada posisi dibawah sehingga jika tidak melakukan manuver yang baik penulis yakin kedua nya tidak akan  mampu berbuat banyak di tahun  2014 mendatang. Golkar dan PDIP adalah dua partai yang cenderung berada pada posisi teratas dalam berbagai survey. Akantetapi, banyak kader golkar dan PDIP yang menjabat di DPR, sehingga sangat rentan diterpa isu korupsi. Jika angin korupsi menerpa keduanya dalam waktu dekat ini, maka tercoreng lah nama keduanya. Belum lagi ketua umum Golkar, Aburizal Bakrie, masih terlilit dengan kasus Lapindo sehingga bisa menjadi factor negative terhadap Golkar.

Kedua, sampai saat ini, Demokrat belum memiliki jagoan untuk pilpres nanti. Hal itu membuat capres dari demokrat akan aman dan bersih dalam artian sangat sulit diterpa isu tidak sedap. Berbeda dengan jagoan dari partai lain yang sudah mendeklarasikan diri atau telah memberikan sinyal untuk menjadi capres. Latarbelakang mereka telah dipelajari dan isu tidak sedap pun bergulir. Misalnya, yang menimpa Prabowo dan Wiranto terkait digulirkannya pengadilan HAM. Jika demokrat akan menjagokan pemain baru di pilpres nanti, maka jagoan tersebut akan dicitrakan sebagai sosok malaikat yang siap melakukan perbaikan terhadap bangsa. Sama seperti SBY ditahun 2004 yang tidak terburu-buru mendeklarasikan diri sebagai capres.

Ketiga, berbagai upaya menggulingkan SBY gagal hingga saat ini. Walaupun analisa terhadap kegagalan pemerintah dalam menegakkan hukum, perbaikan ekonomi dsb nya toh gagal mendorong gerakan massa untuk menggulingkan SBY. Teranyar adalah konsolidasi besar yang diadakan oleh Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) untuk melaksanakan demonstrasi besar-besaran pada hari senin (26/03) tiba-tiba diubah menjadi kegiatan bakti sosial. Dari kalangan mahasiswa, BEM UI dengan terbuka menolak untuk bergabung dengan gerakan ini, Gerindra pun menganggap masih tidak perlu mengadakan penggulingan terhadap pemerintahan. Terlepas dari pembelaan Ratna Sarumpaet selaku ketua MKRI yang mengatakan bahwa MKRI telah memiliki target tersendiri sehingga mengubah rencana demonstrasi menjadi bakti sosial, publik tentu bisa menilai bahwa semua kegiatan penggulingan terhadap SBY hingga kini gagal.

Di tahun 2014 mendatang, penulis memprediksi semua partai di 2014 akan tercitrakan sebagai partai yang kotor. Sedikit manuver dari Demokrat akan melanggenggkan kekuasaan pada diri demokrat. Olehnya itu, SBY nampaknya masih sangat kokoh di pentas perpolitikan Indonesia.

mungkin analisa penulis masih dangkal, karena penulis bukan lah ahli politik atau semiotik, penulis hanyalah mahasiswa kedokteran yang sedang libur sehingga banyak main twiiter dan nonton berita..

1 komentar:

  1. ternyata calon sekjen pbb nulis politik juga toh? hahaha. percaya, itu isu pengadilan ham selalu diisukan setiap taunnya, selalu mw on case trus kalo ada peristiwa mei, tapi gak dibuka-buka. terlalu banyak usaha memilintirkan kenyataan lalu, baik dari pihak wiranto maupun prabowo. oiya, rakyat kyknya juga udh lupa ingatan tentang 98 (kecuali keluarga korban yg langsung kena dampak). menurut saya hanura, gerindra, sama golkar bakal jadi lawan kuat untuk pilpres. analisis sy msh dangkal, saya cuma mahasiswa fk yang cuma bisa komen mencak-mencak di blog setelah liat metro tv sekilas :)

    BalasHapus

Pencarian