Berbagai peristiwa yang menerpa bintang
iklan “katakan tidak pada korupsi” –nya partai demokrat membuat popularitas
partai demokrat anjlok. Angelina Sondakh selaku wasekjen, Nazaruddin selaku
bendahara, Andi Malarangeng selaku sekertaris dewan Pembina dan Anas
Urbaningrum selaku orang nomor satu di partai terbelit kasus korupsi. Survei
Saiful Mujani Research & Counsulting (SMRC) pun menempatlan posisi keterpilihan
demokrat hanya 8%. Ini adalah posisi terendah yang dialami demokrat sejak
sukses memenangkan pemilu 2009. Olehnya itu, banyak pengamat yang mempridiksi demokrat
akan mengalami keterpurukan di pemilu 2014 mendatang.
Akantetapi, penulis memiliki
analisa yang berbeda. Penulis menilai, demokrat akan tetap kokoh pada pemilu
2014 dan capres atau cawapres dari partai demokrat akan menang.
Pertama, keterpurukan yang
dialami demokrat sebenarnya tidak hanya terjadi pada demokrat saja. Semakin dekat
dengan 2014 semua partai yang menjadi peserta pemilu akan mengalami
keterpurukan sehingga popularitasnya akan anjlok juga. Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) sebagai partai dengan jargon bersih telah terbelit kasus korupsi
yang melibatkan presidennya. Ide pemerintah untuk mengadakan pengadilan HAM,
terlepas dari niatan suci penegakan HAM di Indonesia tentu saja akan menjerat
dua ketua umum partai, yaitu Wiranto (hanura) dan Prabowo Subianto (Gerindra). Walaupun
pengadilan tersebut gagal menjerat Wiranto dan Prabowo tetapi dalam proses
penegakannya pastilah akan mencoreng nama Wiranto dan Prabowo. Kasus penembakan
misterius tahanan di Sleman mungkin akan dijadikan alasan pendukung betapa
pentingnya pengadilan HAM harus segera digulirkan.
Partai Nasdem sebagai partai baru
yang menghembuskan semangat restorasi diterpa perpecahan internal. Ketua dewan Pembina
nya menyebrang ke Hanura, sementara beberapa kader di daerah rame-rame keluar
dari Nasdem. PAN dan PPP dalam berbagai survey selalu berada pada posisi
dibawah sehingga jika tidak melakukan manuver yang baik penulis yakin kedua nya
tidak akan mampu berbuat banyak di
tahun 2014 mendatang. Golkar dan PDIP
adalah dua partai yang cenderung berada pada posisi teratas dalam berbagai
survey. Akantetapi, banyak kader golkar dan PDIP yang menjabat di DPR, sehingga
sangat rentan diterpa isu korupsi. Jika angin korupsi menerpa keduanya dalam
waktu dekat ini, maka tercoreng lah nama keduanya. Belum lagi ketua umum
Golkar, Aburizal Bakrie, masih terlilit dengan kasus Lapindo sehingga bisa
menjadi factor negative terhadap Golkar.
Kedua, sampai saat ini, Demokrat
belum memiliki jagoan untuk pilpres nanti. Hal itu membuat capres dari demokrat
akan aman dan bersih dalam artian sangat sulit diterpa isu tidak sedap. Berbeda
dengan jagoan dari partai lain yang sudah mendeklarasikan diri atau telah
memberikan sinyal untuk menjadi capres. Latarbelakang mereka telah dipelajari
dan isu tidak sedap pun bergulir. Misalnya, yang menimpa Prabowo dan Wiranto terkait
digulirkannya pengadilan HAM. Jika demokrat akan menjagokan pemain baru di
pilpres nanti, maka jagoan tersebut akan dicitrakan sebagai sosok malaikat yang
siap melakukan perbaikan terhadap bangsa. Sama seperti SBY ditahun 2004 yang
tidak terburu-buru mendeklarasikan diri sebagai capres.
Ketiga, berbagai upaya
menggulingkan SBY gagal hingga saat ini. Walaupun analisa terhadap kegagalan
pemerintah dalam menegakkan hukum, perbaikan ekonomi dsb nya toh gagal
mendorong gerakan massa untuk menggulingkan SBY. Teranyar adalah konsolidasi
besar yang diadakan oleh Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) untuk
melaksanakan demonstrasi besar-besaran pada hari senin (26/03) tiba-tiba diubah
menjadi kegiatan bakti sosial. Dari kalangan mahasiswa, BEM UI dengan terbuka
menolak untuk bergabung dengan gerakan ini, Gerindra pun menganggap masih tidak
perlu mengadakan penggulingan terhadap pemerintahan. Terlepas dari pembelaan
Ratna Sarumpaet selaku ketua MKRI yang mengatakan bahwa MKRI telah memiliki
target tersendiri sehingga mengubah rencana demonstrasi menjadi bakti sosial, publik
tentu bisa menilai bahwa semua kegiatan penggulingan terhadap SBY hingga kini
gagal.
Di tahun 2014 mendatang, penulis
memprediksi semua partai di 2014 akan tercitrakan sebagai partai yang kotor. Sedikit
manuver dari Demokrat akan melanggenggkan kekuasaan pada diri demokrat. Olehnya
itu, SBY nampaknya masih sangat kokoh di pentas perpolitikan Indonesia.
mungkin analisa penulis masih dangkal, karena penulis bukan lah ahli politik atau semiotik, penulis hanyalah mahasiswa kedokteran yang sedang libur sehingga banyak main twiiter dan nonton berita..
mungkin analisa penulis masih dangkal, karena penulis bukan lah ahli politik atau semiotik, penulis hanyalah mahasiswa kedokteran yang sedang libur sehingga banyak main twiiter dan nonton berita..
ternyata calon sekjen pbb nulis politik juga toh? hahaha. percaya, itu isu pengadilan ham selalu diisukan setiap taunnya, selalu mw on case trus kalo ada peristiwa mei, tapi gak dibuka-buka. terlalu banyak usaha memilintirkan kenyataan lalu, baik dari pihak wiranto maupun prabowo. oiya, rakyat kyknya juga udh lupa ingatan tentang 98 (kecuali keluarga korban yg langsung kena dampak). menurut saya hanura, gerindra, sama golkar bakal jadi lawan kuat untuk pilpres. analisis sy msh dangkal, saya cuma mahasiswa fk yang cuma bisa komen mencak-mencak di blog setelah liat metro tv sekilas :)
BalasHapus