Jumat, 10 Agustus 2012

Konsumenarisme

Ada banyak definisi mengenai konsumenarisme tapi saya mencoba mendefinisikannya secara polos saja. Konsumenrisme berasal dari dua kata yaitu konsumen dan isme. Berarti konsumenarisme adalah paham yg selalu mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Oleh karena itu, konsumenarisme bukanlah sesuatu yg negatif karena pada hakekatnya semua manusia tentu saja harus mengkonsumsi barang atau jasa selama hidupnya. konsumenarisme tentu berbeda dengan hedonisme. Hedonisme menekankan pada pemaksimalan konsumsi barang atau jasa dengan alasan kecintaan yang berlebihan pada dunia. Sedangkan konsumenarisme adalah fitrah manusia yg tidak mungkin dihindari.


Yang menjadi persoalan adalah ketika terjadi patology dalam konsumsi. Ketika konsumsi tidak didasakan pada kebutuhan atau harapan maka akan menciptakan konsumsi yang berlebihan. Dan inilah yang terjadi saat ini. Hampir semua produk laku keras diindonesia. Banyak anak indonesia memiliki gagdet dan barang yg sesungguhnya mereka tidak membutuhkannya atau bahkan sama sekali tidak bermanfaat bagi dia tapi mereka justru membelinya. Produk terbaru dijadikan semacam trend dan gaya.

Filsafat barat yang menganggap sifat dasar manusia adalah serakah atau menurut yg saya pahami dari perspektif islam bahwa setiap manusia diberikan potensi yg baik maupun yg buruk, dimanfaatkan dengan sangat sempurna dgn kapitalis kapitalis. Keserakaham dan potensi negatif manusia diaktifkan oleh kapitalis agar mendatangkan keuntungn emonomi bagi mereka.

Peran media tentu saja sangat besar. Bayangkan saja rokok yg merupakan pembunuh paling sadis sekalipun dapatdicitakan sebagai sesuatu yang keren dan jantan. Persepsi cantik dapat disamakan diseluruh dunia, bahwa cantik adalah wanita dengan badan langsing, tinggi, putih dan rambut lurus. Ada sebuah negara bahkan hingga tahun 1970an masihnmengangap cantik adalah wanita yg gemuk tapipada tahun 1970 tv masuk dinegara tersebut dan berhasil mengubahparadigma masyarakat mengenai cantik.

Kondisi Indonesia yg telah dijajah selama 350 tahun nampaknya memberikanpencitraan yg positif terhadap kebudayaan barat. Penjajahan menciptakan disparitas yang sangat tinggi dan memberikan kesan  peradaban barat sebagai peradaban yg lebih baik daripada peradaban timur.

Peran pendidikan kita yang terlalu positivistik dan cenderung mengurangi nilai nilai humaniora dan keagamaan membuat anak bangsa tidak memiliki karakter. Anak indonesia sangat mudah dipengauhinoleh budaya lain. Pendidikannkita hanya memperkenalkan bahwa indonesia adalah negara yg kaya dan punya citra yangbbaik didunia internasional seperti menjadi penggagas asean, gnb dll. Anak indonesia tidak pernah diperkenalkan denga realitas sosial yang nyata. Bahwa ada 30 juta rakyat indonesia yg hidup hanya dengan rp. 10.000 per hari. Rata rata penduduk indonesia sekolah hanya selama 7 tahun, itu artinya rata rata penduduk indonesia sekolah hanya sampai kelas satu smp. Indek pembangunn manusia masihnmenepati rangking 120. Pemahaman akan realitas sosial harus diperkenalkan sejak dini agar dapat membangunrasa peduli antar sesama anak bangsa. Rasa peduli itu akan menciptakan perilaku yg selalua akan menuntun kita untuk bersyukur dan berjuang untuk memberikan kontribusi yg nyata bagi negeri ini.

Yang harus digarisbawahi adalah kita harus membangun kepedulian antar sesama ank bangsa. Bukan membangun chauvinisme atau ego kebangsaan. Indonesia bukan lah amerika yang sangat cintapada negaranya tapi dengan tega dan biadab menjajah bangsa lain. Indonesia adalah negara yg adil dan beradab. 

Membangun kearifan lokal memang merupakan salah satu solusi tapi kita jangan seperti amerika dkk nya yg mengusahakan dunia menjadi satu warna. Apalagi tujuan menamakan dunia tersebutnkarena alasan ekonomi. 

Mengusahakan dunia yg majemuk saya yakin akan lebih indah dan indonesia masih punya harapan kesana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pencarian